Pages

Rabu, 09 Januari 2013

Prasangka diskriminasi dan etnosentrisme



Prasangka dan diskriminasi, dan perbedaannya yaitu jika prasangka adalah Sikap negatif terhadap sesuatu. Walaupun dapat digaris bawahi bahwa prasangkan dapat juga dalam pengertian positif. Tidak sedikit orang-orang yang mudah berprasangka, namun banyak juga orang-orang yang lebih sukar untuk berprasangka. Seorang yang mempunyai prasangka rasial, biasanya bertindak diskriminatif tanppa berlatar belakang pada suatu prasangka. Demikian juga sebaliknya, seseorang yang berprasangka dapat saja berperilaku tidak diskriminatif.
Prasangka juga bisa menjadi sumber penyakit, jika prasangka tersebut merupakan prasangka yang buruk. Pikiran buruk adalah seperti tumpukan sampah dalam diri kita. Kalau dia dibiarkan menumpuk terus, dia akan menjadi sumber penyakit. Dan dia hanya bisa dihilangkan kalau kita mau menyingkirkannya dari diri kita. Sampah tidak hilang dengan sendirinya. Kita harus dengan sengaja membuangnya jauh-jauh sehingga baunya pun tak tercium lagi oleh hidung kita. Pikiran buruk berkodrat serupa. Ketika dia ada dalam pikiran kita, dia meracuni bagian-bagian yang masih sehat dalam benak kita. Ketika itu dibiaran berkembang, dia bahkan merusak bagian-bagian tubuh kita yang lain.
Sebagai contoh kecil saja, misalnya ketika pada suatu pagi, seorang kenalan kita tidak tersenyum pada kita, itu tidak berarti dia membenci kita. Ada banyak kemungkinan. Salah satunya, dia sedang mengalami persoalan sangat berat dalam hidupnya, misalnya saja ada salah seorang anggota keluarganya divonis mengidap penyakit serius, atau petugas kartu kredit memburunya, dan sebagainya. Atau mungkin juga karena memang dia mendengar sesuatu yang buruk mengenai diri kita, dan dia merasa tidak nyaman dengan itu.
Ada banyak kemungkinan. Tapi kalau kita kesal dan memusatkan perhatian pada soal ‘dia membenci saya” maka rangkaian kejadian selanjutnya akan didikte oleh sikap kita itu. Sebagai balasan, kita juga tidak tersenyum padanya. Kita mulai mengingat-ingat sisi buruk orang itu. Akibat lebih lanjut, kita benar-benar percaya bahwa dia tidak pantas menjadi teman kita. Ujung-ujungnya, pertemanan hancur, padahal itu semua dimulai dengan kejadian sederhana yaitu “tidak tersenyum”.
Mulai saat ini, mudah-mudahan kita bisa lebih tepat menempatkan sebuah prasangka. Kita pelajari seperti halnya dalam Al-Quran yang berulang kali bicara soal buruknya bergunjing tentang orang lain. Dimana, kutukan dialamatkan pada mereka yang sering berbicara tentang sesuatu yang mereka tidak memiliki pengetahuan cukup mengenainya. Bahkan dalam hal perzinahan, Allah minta agar hukuman “yang sangat berat” hanya bisa ditetapkan kalau memang ada “empat saksi” yang melihat langsung. Penyebutan saksi di situ jelas menunjukkan betapa rumitnya persyaratan yang harus dipenuhi sebelum kita berhak menghakimi seseorang yang disangka melakukan perilaku buruk. Manusia tidak berhak menghukum seseorang hanya dengan prasangka.
Jika mencermati kisah diatas, kita dapat menyimpilkan bahwa berprasangka buruk adalah sesuatu yang sering mengganggu kebahagiaan hidup manusia. Karena prasangka, hidup seorang manusia bisa hancur. Karena prasangka, hubungan antar-kawan yang semula sedemikian baik bisa berbalik arah. Karena berprasangka pula, jiwa seseorang bisa berkelanjutan terbebani dengan kekhawatiran yang tak perlu. Karena itu, tidak berlebihan bila para ahli kerap menyatakan bahwa kebiasaan berprasangka harus diperangi karena efek negatifnya bisa terentang panjang.
Diskriminasi dalam berbagai bentuk telah merambah ke berbagai bidang kehidupan bangsa dan dianggap sebagai hal yang biasa dan wajar serta tidak menganggap bahwa hal tersebut merupakan suatu bentuk diskriminasi.
Perlakuan diskriminatif tidak disadari oleh subjek yang menerima perlakuan diskriminasi tersebut dan oleh yang memperlakukan tindakan diskriminasi tersebut. Praktik diskriminasi merupakan tindakan pembedaan untuk mendapatkan hak dan pelayanan kepada masyarakat dengan didasarkan warna kulit, golongan, suku, etnis, agama, jenis kelamin, dan sebagainya serta akan menjadi lebih luas cakupannya jika kita mengacu kepada Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Pasal 1 ayat (3) UU tersebut menyatakan bahwa diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung ataupun tidak langsung didasarkan perbedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, dan keyakinan politik, yang berakibat pengangguran, penyimpangan atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan, baik individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, dan aspek kehidupan yang lain.
Diskriminasi bahkan tampak terlihat jelas di negara besar dan multi ras seperti U.S.A (amerika serikat). Disana diskriminasi yang terasa adalah dirkriminasi warna kulit (sang kulit hitam dan putih). Banyak orang kulit hitam yang tidak mendapatkan hak yang sama seperti orang kulit putih. Sebagai contoh, di sekolah di amerika jika ada seorang anak kulit putih dan kulit hitam yang bertanya, maka sang guru (kulit putih) hanya akan menjawab pertanyaan dari si anak kulit putih. Seharusnya perbedaan yang ada jangan kita jadikan jurang pembatas, melainkan kita jadikan pemersatu antar manusia. Karena di mata Tuhan semua manusia itu sama, yang membedakan hanya amal baik perbuatannya.
Adanya prasangka, diskriminasi, dan etnosentrime dalam masyarakat tidak harus menjadi suatu hal yang besar dalam masyarakat karena setiap masyarakat memiliki daya pikir untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang ada di wilayahnya. begitu juga dengan organisasi yang ada seperti PBB atau lainnya yang diharapkan mampu menciptakan perdamaian dunia agar tidak terjadi diskriminasi ataupun masalah. Jadi kita sebagai manusia tidak boleh berprasangka yang tidak baik kepada orang lain, dan sebaiknya tidak membeda-bedakan orang-orang yang ada di sekeliling kalian. Perfikirlah positif selalu dan teruslah menjadi orang yang bisa di andalkan dan berbuat baiklah kepada setiap orang.

Agama yang ada di negara indonesia




Agama yang kita ketahui adalah kepercayaan dan keyakinan dan agama merupakan pondasi keimanan manusia yang hidup di dunia. Agama juga yang bisa membuat seseorang ingat kepada tuhan nya . di dalam masyarakat yang madani sudah sepatutnya bahwa agama menjadikan kewajiban bagi seseorang untuk bertakwa kepada tuhan nya . Agama di Indonesia, mengambil peranan penting dalam membentuk masyarakat sipil, khususnya sebagai masyarakat politik. Perkembangan masyarakat sipil ini ternyata lebih cepat dari pada perkembangan masyarakat ekonomi. Sebagai dampaknya, peranan negara lebih menonjol dan justru mengambil peran sebagai agen perubahan sosial yang berdampak terbentuknya masyarakat sipil, dari arti mencakup masyarakat politik maupun ekonomi.
Ada tiga aspek penting yang selalu dipelajari dalam mendiskusikan fungsi agama dalam masyarakat, yaitu kebudayaan, sistem sosial, dan kepribadian. Ketiga aspek itu merupakan kompleks fenomena sosial terpadu yang pengaruhnya dapat diamati dalam perilaku manusia, sehingga timbul pertanyaan sejauh mana fungsi lembaga agama memelihara sistem, apakah lembaga agama terhadap kebudayaan adalah suatu sistem, atau sejauh mana agama dapat mempertahankan keseimbangan pribadi melakukan fungsinya. Pertanyaan tersebut timbul karena sejak dulu hingga sekarang, agama masih ada dan mempunyai fungsi, bahkan memerankan sejumlah fungsi.
Fungsi agama terhadap pemeliharaan masyarakat ialah memenuhi sebagian kebutuhan masyarakat. Contohnya adalaha sistem kredit dalam masalah ekonomi, di mana sirkulasi sumber kebudayaan suatu sistem ekonomi bergantung pada kepercayaan yang terjalin antar manusia, bahwa mereka akan memenuhi kewajiban bersama dengan jenji sosial mereka untuk membayar. Dalam hal ini, agama membantu mendorong terciptanya persetujuan dan kewajiban sosial dan memberikan kekuatan memaksa, memperkuat, atau mempengaruhi adat-istiadat.
Agama di dalam keluarga juga wajib karena menjadikan keluarga itu memiliki rasa bersyukur kepada tuhan nya dan dapat mendidik anak anak mereka untuk selalu patuh terhadap tuhan nya di jaman sepert sekarang ini banyak orang yang lalai untuk memerintahkan kewajiban tuhan nya misalnya tidak sholat,puasa atau kegiatan agama lainnya padahal cara itu adalah cara bagaimana sorang manusia bersyukur kepada tuhannya.
Fungsi agama sebagai sosialisasi individu adalah, saat individu tumbuh dewasa, maka dia akan membutuhkan suatu sistem nilai sebagai tuntunan umum untuk mengarahkan aktifitasnya dalam masyarakat. Agama juga berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya. Orang tua tidak akan mengabaikan upaya “moralisasi” anak-anaknya,seperti pendidikan agama mengajarkan bahwa hidup adalah untuk memperoleh keselamatan.
Dalam upaya memahami realitas perbedaan dalam beragama, lembaga-lembaga pendidikan Islam bisa juga menanamkan kepedulian komunitas agama lain dengan saling bekerjasama membersihkan tempat keagamaan, wihara ataupun tempat suci lainnya.
Kesadaran multikulturalisme bukan sekadar memahami keberbedaan, namun juga harus ditunjukkan dengan sikap konkrit bahwa sekalipun berbeda keyakinan, namun sama-sama sebagai manusia yang mesti diperlakukan secara manusiawi. Hal ini seperti melatih peserta didik untuk bisa berbagi dengan orang terdekatnya.
Kesimpulan agama menjadikan manusia untuk lebih bertakwa kepada tuhan nya. Sudah sewajarnya kalau agama harus ada dalam diri masing masing individu .agar senantiasa bersyukur kepada tuhannya .agama bisa menjadikan kerukunan antar masyarakat .agama menbawa efek yang sangat positif bagi suatu individu dan lingkungannya.

Teknologi yang mengakibatkan kemiskinan



Teknologi atau teknik adalah suatu sitem dimana kita dapat dimudahkan dengan sitem yang berkembang.
Hingga kina telah banyak teknologi yang terlahir seperti awal kemunculan listrik, telepon, mobil, dan lain-lain,dan juga tidak bisa dipungkiri bahwa semua itu memiliki perkembangan yang sangat signifikan secara berangsur-ansur. Kemunculannya tidak bisa langsung terjadi melaikan melalui tahap-tahapan yang cukup panjang.
Tidak bisa langsung terjadi dan bahkan para penemu telah melalui ribuan kali kegagalan tetapi tidak memupuskan asa mereka. Dan kini kita bisa merasakan manfaatnya dan dapat dikembangkan.
Tetapi tidak semua teknologi yang digunakan bersifat positif  dan juga tergantung dengan cara penggunaan teknologi itu sendiri.
Seperti beberapa teknologi yang merugikan :
·         Teknologi nuklir
·         Senjata
·         Bom
·         Dan lain-lain
Tetapi ada juga teknologi yang bersifat positif yang dapat menimbulkan masalah berdasarkan cara penggunaannya seperti :
·         Kejahatan dunia maya
·         Pembobolan atm
·         Danlain-lain
Kita patut sedihatas apa yang terjadi sekarag  ini, siatu alat yang diciptakan untuk memudahkan dan untuk  kearah yang baik dimanfaatkan dengan carayang tidak bemer sehinggadapat menyebebkan hilangnyarasa tanggung jawab untuk menjaga teknologi tersebut.
            Seperticontoh di indonesia, tita sangat banggaatas ateknologi yang masuk kedalam indonesai sehingga kita dapat merasaka yang ada di dunia.tetapi semua itu hanyalah sistem yang bertahan sebentar, dikarenkan terdesak oleh tuntutan hidup maka banyak orang pintar berubah haluan hidupnya dikarenkan tidak bisa bersaing dengan dunia luat
           

Setelah terjadi perang dunia yang ke II kita di kejutkan perselisihan antara Amerika dengan Uni Soviet yang jika terjadi perang keduanya secara fisik bisa dikatakan bahwa dunia akan berakhir dikarenakan perselisihan mengakibatkan terjadinya perang teknologi atau sering disebut perang dingin.
Mereka berdua berselisih dengan menguatkan angkatan bersenjata mereka dengan teknologi dan akhirnya mereka membuat senjata nuklir, senjata nuklir adalah senjata yang dapat memusnahkan umat manusia di suatutempat dalam sekejap, dan jika diteruskan perselisihan mereka bisa dikatakan akan terjadinya kiamat bagi umat manusia.
Senjata-senjata dalam angkatan bersenjata saat ini sudah ditanamkan teknologi yang sangat canggih yang dapat membantu mereka untuk melumpuhkan musuh.
Dan juga saat inipara angkatan bersenjata memiliki perlengkapan teknologi dalam bidangnya, dan bisa dikatakan persenjataan mereka sangat lengkap, mulai dari penggunaan leser untuk membidik musuh dengan tepat, da lain lain.
Tetapi teknologi itu semua dapat merusak umat manusia jika kegunaannya disalah gunakan, seperti senjata dan nuklir.
Senjata jika di gunakan dengan baik bisa membantu dalam perang membela bangsa dan negara. Melindungi diri dari ancaman dan lain-lain
Dan juga nuklir adalah senjata yang mematikan dan juga dapat digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir dan jika di olah dapat membuat energi yang dapat dimanfaatkan dengan baik.
Dari sekian teknologi yang ada, kita dapat memberikan pengertian terhadap baik buruknya terhadap teknologi itu sendiri. Lihat dari cara guna dan yang hasilkan dari teknologi itu sendiri.
Penulis menyarankan agar para pembaca untuk memanfaatkan segala teknologi yang ada dengan baik dan benar dan juga sebagai acuan untukmengembangkan teknologi yang ada .
Mulai sekarangkita harus menyaring teknologi yang masuk kedalam lingkungan kita dan sharing mana yang baik dan benar.






Prasangka Diskriminasi Dan Etnosentrisme



Prasangka bisa dikatakan sebagai sikap yang negatif terhadap segala sesuatu baik hal yang kecil atau besar. Pada umumnya prasangka dikaitkan dengan hal-hal yang negatif, meskipun tidak semuanya selalu negatif.
Namun ada juga prasangka dalam bentuk positif. Tapi memang lebih banyak prasangka negatif dibandingkan dengan prasangka positif. Intelekgensia and kepribadian biasanya sangat berpengaruh terhadap seseorang dalam berprasangka.
Maka bisa dikatakan orang yang mempunyai intelekgensi yang tinggi maka seseorang akan sulit untuk berprasangka karna mereka mempunyai pemikiran yang kritis. Tapi ada juga orang cendekiawan ataupun orang yang negarawan bisa berprasangka.
Maka dari itu untuk mendapatkan status sosial baik itu individu mauapun kelompok pasti aturan yamnga da dilingkungan atau masyarakatnya sedang goyah. Karna hal ini dapat menimbulkan dan juga sebagai pemicu dari prasangka dan diskriminasi.
Dan dari prasangka dan diskriminasi itu Nampak jelas. Jika prasangka berawal dari sebuah sikap sedangkan diskriminasi berawal dari suatu tindakan. Maka kaitan dari prasangka dan diskriminasi sangat dekat.

1.      Perbedaan prangsangka dengan diskriminasi
1)      Sebab-sebab timbulnya prasangka dan diskriminasi
·         Berlatar belakang sejarah
·         Dilatarbelkangi oleh perkembangan sosio- kultur dan situasional.
·         Bersumber dari faktor kepribadian
·         Berlatar belakangdari perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama.

2)       Daya upaya untuk mengurangi prasangka dan diskriminasi
·         Perbaikan kondisi sosial ekonomi
·         Perluasan kesesmpatan belajar
·         Sikap terbuka dan sikap lapang

Dari hubungan diskriminasi dan prasangka itu tidak bisa dipisahkan. Sikap prasangka itu sebenarnya tidak adil karna prasangka itu muncul dari apa yang kita lihat dan kita dengar. Apalagi Cuma dengan pemikiran yang pendek yang lalu disimpulkan dalam kelompok sosialnya.
Maka dari itu prasangka dan diskriminasi akan memberikan dampak buruk terhadap kelompok-kelompok tertentu apa bila muncul rasa prasangka dan diskriminasi terhadap kelompok lain, suatu etnis, atau bangsa lain yang pada akhirnya membuiat menjadi masalah dan konflik yang semakin luas.
            Sebagai contohnya misalkan masalah yang hanya melibatkan individu-individu atau beberapa orang saja lama kelamaan masalah ini menjadi luas dan semakin panjang urusannya. Dan akan semakin parah lagi apabila tidak ada penyelesaian dari masalah ini yang nantinya akan melibatkan orang-orang dari wilayah lainnya dan juga diikuti dengan kekerasan yang mengakibatkan kerugian yang sangat besar.
Kerugian itu pun mungkin bukan hanya didapat kepada orang yang terjaid masalah, mungkin orang yang tidak bersalah juga ikut menjadi korban dari masalah ini. Atau contoh lainnya yaitu perbedaan ras antara orang-orang afrika. Biasanya masalah rasisme ini terjadi karna perbedaan warna kulit. Biasanya terjadi di kawasan Afrika Selatan dan membuat kawasan ini menjadi banyak permasalahannya. Konflik ini menjadikan antar suku anar negara dan antar ras yang tidak bisa dihindari lagi.

2.         Etnosentrisme
Etnosentrisme dapat dikatakan adalah suatu kecendrungan yang menganggapnilai-nilai dan norma-norma kebudayaan sendiri sebagai suatu yang prima,terbaik, mutlak dan dipergunkan sebagi tolak ukur untuk menilai dan membedakan dengan kebudayaan lain.
Ada sebuiah daya dan upaya untuk menanggulangi prasangka dan diskriminasi,
1.      Perbaikan kondisi sosial ekonomi
Pembangunan di indonesisa bisa dikatakan bisa dikatakan belum merata. Dan masih banyak warga negara Indonesia yang berada dibawah garis kemiskinan, maka dari itu pembangunan harus merata agar tidak ada kesenjangan antara orang-orang kaya dan orang-orang miskin. Dengan upaya ini diharapkan mampu menghilangkan prasangka-prasangka dalam perekonomian kita. Baik itu dari kelompok ekonomi kuat dan lemah. Sehingga ssedikit demisedikit prasangka ersebut bisa dihilangkan. Dengan usaha peningkatan perekonomian yang diadakan oleh pemerintah dan melaluiusaha kerja sama dengan pemilik modal kuat dengan pemilik modal teratas maka pembangunan akan meningkat dan prasangka dan kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat kita lama-lama bisa hilang.
2.      Perluasan kesempatan belajar
Dengan cara ini diharapkan dapat mengurangi prasangka khususnya dibidang pendidikan. Terutama pendidikan tingkat tinggi yang hanya bisa dinikmati oleh kalangan atas dan menengah. Maka untunglah bagi orang yang mempunyai otak yang pintar dengan prestasinyasecara konsisten dengan meraih beasiswa mereka pun masih bisa belajar. Maka dari itu harus diberikan kesempatan yang luas agar seluruh warga Indonesia bisa menikmati dan belajar di perguruan tinggi tanpa terkecuali. Maka prasangka yang timbul dibidang ini lama-lama akan hilang.
3.      Sikap terbuka dan sikap lapang
Banyak tantangan dan hambatan yang muncul di luar negara kita yang akan merusak keutuhan negara ini. Maka mereka memanfaatkan prasangka, seharusnya idealism paham kesatuan dan persatuan kemerdekaan menimbalkan sikap solidaritas dan loyalitas yang tinggi. Dengan solidaritas dan loyalitas itu maka akan timbul rasa saling menghormati, rasa percaya dan menjauhi sikap prasangka. Maka dari itu akan timbul sikap menerima perbedaan, mau menerima kritik dari orang lain. baik antar individu dan kelompok untuk membina kesatuan dan persatuan dengan cara yang baik.

Setiap bangsa pasti memiliki cirri khas kebudayaan yang berbeda-beda. Dan dari bangsa-bangsa itu pasti dalam sehari-hari berperilaku sesuai dengan norma-norma yang ada di bangsa tersebut mereka menganggap bahwa kebudayaan mereka itu sesuai dengan kodrat alam.
Apapun perbedaan tentang kebudayaan yang dipandang dengan segala sesuatu yang kurang baik maka disebu dengan Etnosentrisme, yang dimaksud dari etnosentrisme adalah menganggap kebudayaan sendiri sebagai yang terbaik dan digunakan sebagai tolak ukur untuk membandingkan dengan kebudayaan lain.
dan etnosentrisme sendiri juga menjadi masalah sosial. Sehingga komunikasi yang terjalin menjadi kaku yang menjadi penyebab kesalah pahaman dalam komunikasi yang dilakukan. Setiap bangsa merasa kebudayaan mereka yang terbaik lebih diatas disbanding bangsa lain dan menganggap bangsa lain itu rendah dan sebagainya.